STUDIA >>> Hlm 2, Edisi 07/Mar'09
Maulid Nabi, Moment Remaja Islam Menemukan Jati Diri
Sobat Muslim, mungkin kita tahu bulan ini adalah bulan istimewa bagi umat Muslim. Alasannya, bulan ini adalah bulan Rabiul Awwal sebagai tanda kelahiran Baginda Rasulullah saw., tepatnya tanggal 12 Rabiul Awwal, lebih dari 14 abad yang lalu. Karena itu, sebagian Muslim menganggap penting untuk memperingati hari Maulid Nabi ini.
Gak heran juga kalo ini sudah jadi langganan setiap tahun untuk memperingati Maulid Nabi. Malahan hampir setiap RT, RW, mushola, masjid, sekolah sampai istana negara pasti tidak akan melewati moment ini. Ditambah lagi tivi-tivi juga ikut latahan. Maksudnya…???. Maksudnya sih biar semakin dekat gitu sama Islam. Kayaknya perlu nih kita sadari sepertinya aktivitas ini hanya menjadi rutinitas dalam kegiatan keagamaan. Bener gak sih??
Mungkin sebagian umat Muslim menganggap hal ini sebagai bentuk kecintaannya kepada Nabi Muhammad saw. Tapi sayangnya, bentuk kecintaan ini hanya sebatas memperingati saja dan gak ngaruh sama kehidupan sehari-hari. Padahal Allah sudah mengatakan dalam firmannya bahwa Rasulullah adalah uswatun hasanah, suri tauladan yang baik.
Namun, perlu kita sadari juga akhlak mulia Rasulullah bukan hanya terlihat karena sebagai utusan Allah (nabi) saja, tetapi Rasul juga berakhlak mulia sebagai manusia biasa. Seperti dalam memimpin keluarga, Rasulullah selalu mengajarkan lemah lembut dan kasih sayang kepada keluarganya, berbakti kepada orang tua, menghormati tetangga. Juga sebagai pemimpin Negara, Rasulullah selalu bersikap bijak dan adil dalam memimpin, begitu juga Rasulullah dalam memimpin perang jihad fi sabilillah melawan orang-orang kafir.
Karena itu kita sebagai umat Muslim kudu mencontoh Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah dalam melakukan aktivitasnya selalu menjalankan aturan-aturan Allah atau disebut Syariah Islam. Dan hal inilah yang disampaikan Rasul kepada keluarga dan para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman.
Sobat Muslim, moment ini penting banget loh bagi kita para remaja untuk menemukan jati diri sebagai Remaja Muslim. Lalu bagaimana sih caranya agar kita menemukan jati diri kita? Caranya yaitu mencintai Allah dan Rasul dengan mengikuti aturan-aturan Allah (Syariah Islam) dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, belajar sungguh-sungguh, menuntut ilmu (mengkaji islam lebih dalam) berbakti kepada orang tua, menjadi anak yang soleh/ah, selalu menjadi orang yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain, berakhlak baik, amar makruf nahi mungkar, berdakwah dan lain sebagainya.
Namun sobat Muslim, ironisnya remaja Islam sekarang sepertinya tidak bisa menemukan jati dirinya sebagai seorang Muslim. Sampai-sampai terlihat curam masa depan remaja sekarang. Banyaknya kejadian yang menghebohkan seperti maraknya video porno pada HP, narkoba, freesex, gank nero, pergaulan bebas, dll. Ini membuktikan bahwa generasi umat Islam sedang dilanda “penyakit”. Bagaimana tidak, remaja muslim saat ini menjalani gaya hidup (life style) liberalisme/kebebasan yang berasal dari luar Islam. Banyak remaja yang berfikir hanya untuk mengejar kesenangan dunia semata, mengisi waktu luangnya dengan nongkrong di pinggir jalan, dugem, atau ngetem di playstation.
Kebayang ga sich, gimana nasib masa depan bangsa ini, kalo generasi penerusnya lebih banyak memilih gaya hidup Liberalisme/kebebasan. Padahal, seharusnya kita ninggalin gaya hidup begituan dan ngambil gaya hidup mulia yaitu aturan Islam.
BTW, tahu gak sich. Bagaimana pemuda-pemuda Islam berjuang dan berjaya di masa mudanya dengan mengambil Islam sebagai jalan hidupnya. Sahabat Rasul, Ali Bin Abi Thalib berjihad bersama rasul dibawah usia 10 tahun, Thariq bin Ziyad panglima muda berusia 25 tahun menaklukan Spanyol, dan masih banyak contoh-contoh pemuda-pemuda Islam lainnya yang sukses dan mulia karena mengambil Islam sebagai ‘gaya hidup” dan tujuan hidup.
Oleh sebab itu, jangan sampai deh kita terjerumus dalam lubang hitam. Nah, sobat Muslim mulailah dari sekarang jadikan moment ini untuk menemukan jati dari kita sebagai seorang Muslim. Yaitu dengan cara mendekatkan diri kita kepada Allah dan Rasul dengan menerapkan Syariah Islam dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman:
Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku.”
(TQS. Ali-Imran [3]: 31)
Wallahu’alam bish shawqab.
Posting Komentar