Hlm 3, Edisi 08/ Apr' 09
Bersumpah?!.. Harus dengan Nama Allah
“Sumpah deh, aku nggak bohong, berani disamber geledek kalau aku bohong!!..”
“Demi Rasul, aku berkata jujur, jika tidak benar aku berani dipukuli teman satu kelas!”
“Demi Ka’bah aku bersumpah, aku melihat dia mencuri uangku!..”
Itulah beberapa perkataan yang termasuk sumpah. Namun, meskipun kelihatannya sangat serius dan tegas diucapkan, ketiga kalimat sumpah yang dicontohkan di atas tidak benar, bahkan terlarang. Tahukah Sobat mengapa ketiga contoh sumpah tersebut di atas itu haram bahkan berdosa?
Jawabannya adalah karena orang yang bersumpah tersebut tidak menyebut nama Allah Swt. Terlihat pada contoh pertama, sumpahnya dengan disamber geledek, sedang pada contoh kedua sumpahnya menggunakan nama Rasul ataupun pada contoh ketiga bersumpah demi Ka’bah.
Perlu kamu ketahui, bahwa bersumpah dengan selain nama Allah Swt. bisa dihukumi telah berbuat syirik kepada Allah Swt. Rasulullah saw. pernah bersabda yang artinya, “Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah Swt., maka ia telah menjadi musyrik (orang yang menyekutukan Allah)” (HR. Imam Ahmad)
Dalam hadits ynag lain Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Barang siapa yang hendak bersumpah, maka bersumpahlah dengan nama Allah Swt. atau diam saja.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Besumpah tujuannya adalah untuk pengagungan terhadap yang disumpahi. Bersumpah dengan nama Allah Swt. atau dengan sifat-Nya, seperti “Demi Allah …” atau “Demi Zat Yang Maha Pemurah …” merupakan bentuk pengagungan terhadap Allah Swt. yang mengetahui kebenaran perkara yang disumpahkan. Hanya Allah Yang Maha Tahu terhadap kebenaran sumpahnya sementara orang yang mendengar akan menerima sumpah dengan nama Allah atau sifat-Nya. Tapi sekarang ini, banyak orang yang sedikit-sedikit bersumpah, padahal yang dikatakannya hanya sepele sekali. Kadang sumpah dibuat gurauan seperti, “Swear Man” atau “Sumprit” yang maksudnya juga bersumpah, meskipun kata-katanya dipelesetkan dengan bahasa “Gaul”. Oleh karena itu, bersumpah dengan nama Allah Swt. tidak boleh dibuat main-main dan jangan dengan mudah diobral! Wallahu’alam bish-shawab.
Oleh: Ririn A. (9.7)
***
Lia 7.3
Aslm. Wr. Wb. Kak, saya mau Tanya kira2 dlm Islam boleh gak sih kita mewarnai rambut dengan cat rambut warna-warni? Semoga On-R sukses terus. Wassalam.
Jawab:
Walaikumussalam Wr. Wb. Lia yang dirahmati Allah. Dalam Islam diperbolehkan mewarnai rambut dengan menggunakan inai atau sejenisnya yang membuat warna rambut menjadi merah atau kuning, karena Rasulullah saw. mewarnai rambut beliau dengan warna kuning. Dan berdasarkan riwayat Muslim yang menyebutkan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. mewarnai rambutnya dengan inai dan al-katam (sejenis tumbuhan untuk mewarnai rambut). Dan juga berdasarkan hadits Nabi saw.: ”Sesungguhnya bahan terbaik untuk mewarnai uban kamu ialah inai dan al-katam.” (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i dan At-Tirmidzi, dan dinayatakan shahih oleh beliau)
Untuk warna hitam, hal ini diharamkan seperti dalam hadits dari Jabir ra., ia berkata: Abu Quhafah dibawa ke hadapan Rasulullah saw. pada hari penaklukan kota Makkah dalam keadaan putih rambutnya. Rasulullah saw. berkata: “Warnailah ubannya dan hindarilah penggunaan warna hitam!” (H.R Muslim, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Walaupun diperbolehkan oleh Islam, kita harus memperhatikan syarat pewarna rambutnya, pertama bebas dari najis, dan kedua tidak menghalang air untuk sampai ke anggota wuduk atau mandi hadas. Jadi kalau pewarna tersebut tidak sesuai dengan syarat tersebut, seperti zat pewarna dengan bahan kimia atau pilok maka tidak bisa diperbolehkan, kecuali menggunakan bahan alami seperti daun pacar atau kunyit.
Ini penting banget kita tahu, karena faktanya sekarang umat Islam mewarnai rambut mengikuti gaya orang-orang kafir, tanpa memperhatikan halal dan haram. Sehingga Rasulullah saw. jelas melarang umatnya berperilaku seperti orang kafir. “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia tergolong di dalam kaum itu.”(HR Abu Daud). Wallahu’alam bish-shawab
***
“Pengorbanan Ibu”
Setetes darahmu mengalir ditubuhku
Setitik air mata berhargamu jatuh
Air mata kebahagiaan ketika aku lahir
ke bumi ini
Bagai tiang yang tak tergoyahkan,
pengorbananmu
Bagai api yang membara semangatmu
Ya Allah, aku takut akan kehilangannya
Ya Allah, aku sadar akan pengorbanannya
Ya Allah, hati ini resah untuk
takut daya bersedih
Ku mohon ya Allah …
Bahagiakanlah dia di akhir hidupnya
Dan bawalah dia di tempat yang paling
Kau ridhoi
Ibu …
Ibu … senyum mu akan selalu akan ku hiasi
di dalam hari-hariku
Terima kasih ya Allah kau telah membawaku
ke dalam pelukan san ibu.
Kharen 8.4
Posting Komentar